Kajian
Sosiologi Sastra
A.
Pengertian
Sosiologi Sastra
Sosiologi
sastra berasala dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi memiliki arti ilmu
mengenai asal-usul masyarakat, ilmu tentang cara bergaul yang baik dalam
bermasyarakat. Alvi Bertrand mengatakan bahwa sosiologi ada ilmu yang membahas
tentang hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sementara Rene
Wellek dan Austin Warren menjelaskan bahwa sosiologi mejabarkan pengaruh dan
kedudukan sastra terhadap manusia dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pendapat Roucek dan Warren, sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam masyarakat.
Menurut William F. Ogburn dan Meyeer F.
Nimkoff sosiologi merupakan proses menyesuaikan manusia dengan lingkungannya
yang hasilnya dikaitkan dengan organisasi masyarakat. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang
sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat.
Swingewood berpendapat bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari manusia dan organisasi-organisasi sosial dalam
masyarakat. Sosiologi menurut Bottomore adalah ilmu positif yang modelnya
sejenis dengan ilmu-ilmu alam, seperti model dari fisika dan model dari
biologi.
Sosiologi sastra memandang karya sastra
berhubungan dengan masyarakat. Seperti dikatakan oleh Baribin, bahwa cara kerja
pendekatan sosiologi dipandu oleh hubungan karya sastra dengan kelompok sosial,
hubungan selera masyarakat dengan kualitas karya sastra, serta hubungan gejala
yang timbul di sekitar pengarang dengan karyanya.
B.
Pembahasan
Masalah
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum
yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi
lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena
sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. Selanjutnya Camte berkata bahwa sosiologi dibentuk
berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat
dan hasil- hasil observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan
motodologis (Suekanto, 1982: 4 ).
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.
Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan
norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Pengarang mengubah karyanya selaku
seorang warga masyarakat pula ( Luxenburg, Bal, dan Willem G. W. terjemahan
Dick Hartoko. 1084: 23 ).Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan antara sastra
dan masyarakat dapat diteliti dengan cara:
- Faktor
– faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak ditinjau.
Penelitian ini menfokuskan pada kedudukan pengarang dalam masyarakat,
pembaca, penerbitan dan seterusnya. Faktor-faktor konteks ini dipelajari
oleh sosiologi sastra empiris yang tidak dipelajari, yang tidak
menggunakan pendekatan ilmu sastra.
- Hal-hal
yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan jelas, tetapi
diteliti dengan metode-metode dari ilmu sosiologi. Tentu saja ilmu sastra
dapat mempergunakan hasil sosiologi sastra, khususnya bila ingin meniti
persepsi para pembaca.
- Hubungan
antara (aspek-aspek ) teks sastra dan susunan masyarakat sejauh mana
system masyarakat serta jaringan sosial dan karyanya, melainkan juga
menilai pandangan pengarang.
Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara
satra dan masyarakat, literature is an exspreesion of society,
artinya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Maksudnya masyarakat mau
tidak mau harus mencerminkan dan mengespresikan hidup ( Wellek and
Werren, 1990: 110 ).
Hubungan yang nyata antara sastra dan masyarakat oleh Wellek
dan Werren dapat diteliti melalui:
1. Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil Karya satra.
Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial pengarang, dan ketertiban
pengarang di luar karya sastra.
2. Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi
karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu
sendiri, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
3. Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya tersebut,
yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi masyarakat pembacanya ( Wellek dan
Werren, 1990: 111 ).
Beberapa pengertian dan pendapat di atas menyimpulkan bahwa
pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra dengan
tidak meninggalkan segi-segi masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan
pengarang dan pembaca karya sastra.
Karya sastra kita kenal sebagai karya imajinasi yang lahir
bukan atas kekososngan jiwa namun juga atas realitas yang terjadi di sekeliling
penarang. Hal ini tentu tidak lepas dari unsure yang membangun karya sastra
tersebut yang meliputi unur intrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari
dalam dan unsure ekstrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari luar).
Salah satu contoh kajian sktrinsik karya sastra adalag konflik sosial yang hal
tersebut tercakup dalam kajian sosiologi sastra.
Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan objektif
mengenai manusia dalam masyarakat , mengenai lembaga dan proses sosial .
Sosiologi mengkaji struktur sosial dan proses sosial termasuk didalamnya
perubahan-perubahan sosial yang mempelajari lembaga sosial. agama, ekonomi,
politik dan sebagainya secara bersamaan dan membentuk struktur sosial guna
memperoleh gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, mekanisme kemasyarakatan dan kebudayaan. Sastra sebagaimana
sosiologi berurusan dengan manusia ; karena keberadaannya dalam masyarakat
untuk dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri. Sastra sebagai
lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya karena bahasa
merupakan wujud dari ungkapan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan.
Menurut Wolf terjemahan Faruk mengatakan, “Sosiologi
kesenian dan kesusastraan merupakan suatu disiplin ilmu yang tanpa bentuk;
tidak terdefinisikan dengan baik , terdiri dari sejumlah studi empiris dan
berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general; yang masing-masing hanya
mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan antara seni dan
kesusasteraan dengan masyarakat ( 199 : 3 ).
C. Ragam Sosiologi Sastra
Mengenai ragam pendekatan terhadap karya sastra kajian
sosiologis mempunyai tiga klasifikasi ( Wellek dan Warren : 1986 ) (a)
Sosiologi pengarang (b) Sosiologi karya sastra (c) Sosiologi sastra dalam
sosiologi pengarang . wilayahya mencakup dan memasukkan status sosial ,
ideologi sosial dan lain sebagainya menyangkut pengarang, dalam hal ini
berhubungan posisi sosial pengarang dalam masyarakat dan hubungannya dengan
rnasyarakat sastra : mengenai sosiologi karya sastra , yaitu mempennasalahkan
karya sastra itu sendiri dengan kata lain menganalisis struktar karya dalam
hubungannya antara karya seni dengan kenyataan dengan tujuan menjelaskan apa
yang dilakukan dalam proses membaca dan memahami karya sastra ” sosiologi
sastra, wilayah cakupannya dan memasalahkan pembaca sebagai penyambut dan
penghayat karya sastra serta pengaruh sosial karya sastra terhadap pembaca atau
dengan kata lain memasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap
masyarakat.
Penelaahan unsur sosiologis karya sastra khususnya roman
juga dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan karena dalam sistem ini
terjadi interaksi sosial yang cenderung menghasilkan suatu kebudayaan .Dimana
di dalamnya mengatur cara manusia hidup berkelompok clan berinteraksi dalam
jalinan hidup bermasyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap kehidupan manusia
yang mengalarni berbagai modernisasi. Manusia dalam menjalani kehidupan manusia
harus menyadari akan kefanaan hidup itu sendiri.
D. Hubungan Masalah Sosial Dengan Karya Sastra
Hubungan antara masalah sosial dengan sastra
bersifat deskriptif (memaparkan sesuatu apa adanya sesuai dengan bentuk atau
kenyataan yang ada). Hal yang harus diperhatikan ada 3 yaitu: Pertama,
sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi pengarang. Masalah yang
dihadapi mencakup dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status
pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang
di luar karya sastra. Kedua, isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal
yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitn dengan masalah
sosial. Ketiga, pembaca dan dampak sosial karya sastra.
Sastra dan masalah sosial mempunyai perbedaan,
namun dapat memberikan penjelasan tentang sastra. Sastra adalah karya seni
ekspresi kehidupan manusia. Dengan demikian, antara karya sastra dengan sosial
merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah
karya yang menyajikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tata nilai
dan bentuk dari kondisi social yang terdapat dalam kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar