Kamis, 11 Oktober 2012

Kajian Sosiologi Sastra


Kajian Sosiologi Sastra
A.    Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasala dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi memiliki arti ilmu mengenai asal-usul masyarakat, ilmu tentang cara bergaul yang baik dalam bermasyarakat. Alvi Bertrand mengatakan bahwa sosiologi ada ilmu yang membahas tentang hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sementara Rene Wellek dan Austin Warren menjelaskan bahwa sosiologi mejabarkan pengaruh dan kedudukan sastra terhadap manusia dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pendapat Roucek dan Warren, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam masyarakat.

Menurut William F. Ogburn dan Meyeer F. Nimkoff sosiologi merupakan proses menyesuaikan manusia dengan lingkungannya yang hasilnya dikaitkan dengan organisasi masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat.

Swingewood berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat. Sosiologi menurut Bottomore adalah ilmu positif yang modelnya sejenis dengan ilmu-ilmu alam, seperti model dari fisika dan model dari biologi.

Sosiologi sastra memandang karya sastra berhubungan dengan masyarakat. Seperti dikatakan oleh Baribin, bahwa cara kerja pendekatan sosiologi dipandu oleh hubungan karya sastra dengan kelompok sosial, hubungan selera masyarakat dengan kualitas karya sastra, serta hubungan gejala yang timbul di sekitar pengarang dengan karyanya.

B.     Pembahasan Masalah
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selanjutnya Camte berkata bahwa sosiologi dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat dan hasil- hasil observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan motodologis (Suekanto, 1982: 4 ).
Sastra dapat dipandang sebagai  suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat pula ( Luxenburg, Bal, dan Willem G. W. terjemahan Dick Hartoko. 1084: 23 ).Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diteliti dengan cara:
  1. Faktor – faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak ditinjau. Penelitian ini menfokuskan pada kedudukan pengarang dalam masyarakat, pembaca, penerbitan dan seterusnya. Faktor-faktor konteks ini dipelajari oleh sosiologi sastra empiris yang tidak dipelajari, yang tidak menggunakan pendekatan ilmu sastra.
  2. Hal-hal yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan jelas, tetapi diteliti dengan metode-metode dari ilmu sosiologi. Tentu saja ilmu sastra dapat mempergunakan hasil sosiologi sastra, khususnya bila ingin meniti persepsi para pembaca.
  3. Hubungan antara  (aspek-aspek ) teks sastra dan susunan masyarakat sejauh mana system masyarakat serta jaringan sosial dan karyanya, melainkan juga menilai pandangan pengarang.
Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara satra dan masyarakat,  literature is an exspreesion of society, artinya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Maksudnya masyarakat mau tidak mau harus mencerminkan dan mengespresikan hidup (  Wellek and Werren, 1990: 110 ).
Hubungan yang nyata antara sastra dan masyarakat oleh Wellek dan Werren dapat diteliti melalui:
1.  Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil Karya satra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial pengarang, dan ketertiban pengarang di luar karya sastra.

 2.  Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
3.  Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi masyarakat pembacanya ( Wellek dan Werren, 1990: 111 ).
Beberapa pengertian dan pendapat di atas menyimpulkan bahwa pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra dengan tidak meninggalkan segi-segi masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan pengarang dan pembaca karya sastra.
Karya sastra kita kenal sebagai karya imajinasi yang lahir bukan atas kekososngan jiwa namun juga atas realitas yang terjadi di sekeliling penarang. Hal ini tentu tidak lepas dari unsure yang membangun karya sastra tersebut yang meliputi unur intrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari dalam dan unsure ekstrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari luar). Salah satu contoh kajian sktrinsik karya sastra adalag konflik sosial yang hal tersebut tercakup dalam kajian sosiologi sastra.
Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat , mengenai lembaga dan proses sosial . Sosiologi mengkaji struktur sosial dan proses sosial termasuk didalamnya perubahan-perubahan sosial yang mempelajari lembaga sosial. agama, ekonomi, politik dan sebagainya secara bersamaan dan membentuk struktur sosial guna memperoleh gambaran tentang cara­-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mekanisme kemasyarakatan dan kebudayaan. Sastra sebagaimana sosiologi berurusan dengan manusia ; karena keberadaannya dalam masyarakat untuk dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri. Sastra sebagai lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya karena bahasa merupakan wujud dari ungkapan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan.
Menurut Wolf terjemahan Faruk mengatakan, “Sosiologi kesenian dan kesusastraan merupakan suatu disiplin ilmu yang tanpa bentuk; tidak terdefinisikan dengan baik , terdiri dari sejumlah studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general; yang masing-masing hanya mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan antara seni dan kesusasteraan dengan masyarakat ( 199 : 3 ).
C.     Ragam Sosiologi Sastra
Mengenai ragam pendekatan terhadap karya sastra kajian sosiologis mempunyai tiga klasifikasi ( Wellek dan Warren : 1986 ) (a) Sosiologi pengarang (b) Sosiologi karya sastra (c) Sosiologi sastra dalam sosiologi pengarang . wilayahya mencakup dan memasukkan status sosial , ideologi sosial dan lain sebagainya menyangkut pengarang, dalam hal ini berhubungan posisi sosial pengarang dalam masyarakat dan hubungannya dengan rnasyarakat sastra : mengenai sosiologi karya sastra , yaitu mempennasalahkan karya sastra itu sendiri dengan kata lain menganalisis struktar karya dalam hubungannya antara karya seni dengan kenyataan dengan tujuan menjelaskan apa yang dilakukan dalam proses membaca dan memahami karya sastra ” sosiologi sastra, wilayah cakupannya dan memasalahkan pembaca sebagai penyambut dan penghayat karya sastra serta pengaruh sosial karya sastra terhadap pembaca atau dengan kata lain memasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.
Penelaahan unsur sosiologis karya sastra khususnya roman  juga dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan karena dalam sistem ini terjadi interaksi sosial yang cenderung menghasilkan suatu kebudayaan .Dimana di dalamnya mengatur cara manusia hidup berkelompok clan berinteraksi dalam jalinan hidup bermasyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang mengalarni berbagai modernisasi. Manusia dalam menjalani kehidupan manusia harus menyadari akan kefanaan hidup itu sendiri.
D.    Hubungan Masalah Sosial Dengan Karya Sastra

Hubungan antara masalah sosial dengan sastra bersifat deskriptif (memaparkan sesuatu apa adanya sesuai dengan bentuk atau kenyataan yang ada). Hal yang harus diperhatikan ada 3 yaitu: Pertama, sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi pengarang. Masalah yang dihadapi mencakup dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Kedua, isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitn dengan masalah sosial. Ketiga, pembaca dan dampak sosial karya sastra.

Sastra dan masalah sosial mempunyai perbedaan, namun dapat memberikan penjelasan tentang sastra. Sastra adalah karya seni ekspresi kehidupan manusia. Dengan demikian, antara karya sastra dengan sosial merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tata nilai dan bentuk dari kondisi social yang terdapat dalam kehidupan manusia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar