Kamis, 11 Oktober 2012

Makalah Teknik Sampling


Teknik Sampling
A.   Pengertian
1.       Sample
             Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sering kali terjadi  bahwa peneliti tidak dapat meneliti jika semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian.

2.      Populasi
Populasi menurut Babbie (1983) adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi tareget hasil penelitian. Pengertian lain ada pula yang menyebutkan semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.       Populasi Target : populasi yang direncanakan dalam rencana penelitia.
Populasi target ini dapat berupa jumlah guru atau objek yang ditetapkan oleh peneliti atau yang ada secara pasti di kantor wilayah yang ada.
b.      Populasi Akses : orang-orang atau benda yang dapat ditemui ketika dalam penentua jumlah populasi berdasarkan keadaan.
Populasi akses dan populasi target yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti juga dapat mencapai hasil baik, jika populasi akses yang dicari mencapai 80% - 100% dari populasi target.

B.   Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
         
C.   Teknik Pengambilan Sampel Teknik Sampling
1.Teknik Sampling Probabilitas :
Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama“sampling frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
a.   Macam-macam Sampling Probabilitas :
1) Simple random sampling :
Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih  secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
2) Stratified Random Sampling :
Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.
3) Cluster Random Sampling/sampel gugus :
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan
strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.
Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat
sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
4) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis :
Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
Contoh : Misalnya  setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
5) Area Sampling atau Sampel Wilayah :
Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat tepat.

2.Teknik Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:
Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga tidak diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling  terpilih kedalam sampling. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.
B.Macam-macam  Sampling NonProbabilitas :
1) Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai  bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.
2)Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:
Merupakan teknik sampling  yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup)
3) Purposive Sampling / Judgment Sampling :
Merupakan  teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling san quota sampling:
·         Judgment sampling  ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
·         Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh :  Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
4) Haphazard Sampling : merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya,
tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh:Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi
dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan.


Daftar Rujukan







ar

Teknik Sampling dalam Penelitian


TEKNIK SAMPLING DALAM PENELITIAN
Oleh: Rachmat Agus R.
Abstrak
Tidak semua penelitian dapat dilakukan secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian secara sampel. Ada beberapa keuntungan dari penelitian yang dilakukan secara sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif. Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari  populasinya. Jika sampel yang kita gunakan tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya (tidak representatif), maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya. Untuk mendapatkan sampel yang refresentatif tersebut, maka diperlukan teknik sampling  yang tepat, sehingga sampel yang kita gunakan benar-benar mewakili semua karakteristik populasi penelitian.
A. Pendahuluan
Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban tiga tugas pokok yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut adalah: pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian, dan melakukan pengabdian pada masyarakat.
Pada bidang penelitian, baik mahasiswa maupun dosen dituntut untuk melakukan penelitian secara ilmiah. Adapun bentuk penelitian yang dilaksanakan disesuaikan dengan jenjang dan bidang kajian masing-masing. Bentuk penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat berupa makalah, tugas akhir (TA), ataupun skripsi; sedangkan penelitian yang dilakukan dosen dapat berupa penelitian pengembangan keilmuan dan teknologi, supaya dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta memungkinkan penerapan dan pemanfaatan hasilnya bagi kepentingan dan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, bagi seorang dosen, penelitian merupakan salah satu syarat mutlak untuk kenaikan pangkat.
Sebelum seseorang akan melakukan penelitian, sebaiknya harus menyusun rencana penelitian, yang dikenal dengan usulan/proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).
Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut Riduan dan Akdon (2006:240) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif. Dari berbagai alasan di atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya terhadap sampel saja.
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari  populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.
B.  Menentukan Populasi dan Ukuran Sampel
yang Representatif
Populasi ialah Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 1997:59). Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara jelas yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diketahunya ukuran populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya ukuran sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.
Ditinjau dari ukuran anggota populasi, maka populasi terdiri dari populasi terbatas/ terhingga (Finite Population)., dan  populasi tak terbatas / tak terhingga (Infinite Population). Namun dalam kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga. Ditinjau dari sudut sifatnya, maka populasi dapat bersifat  homogen, dan  heterogen. Bersifat homogen artinya populasi tersebut mempunyai karakteristik yang sama, sehingga tidak perlu mempersoalkan berapa banyak jumlah ukuran sampel harus diambil. Sedangkan bersifat heterogen artinya setiap anggota sampel dari populasi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga perlu ditetapkan batasan-batasannya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Untuk anggota populasi yang relatif besar, maka diperlukan mengambil sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel. Pengambilan anggota sampel yang merupakan sebagian dari anggota populasi tadi harus dilakukan dengan teknik tertentu dengan yang disebut teknik sampling.
Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53) mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
Supaya sampel yang dijadikan penelitian representatif, maka diperlukan jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian. Dalam penentukan ukuran sampel dapat dilakukan dengan  dua cara yaitu cara praktis (tidak menggunakan rumus atau hitungan) dan cara perhitungan dengan menggunakan rumus. Banyak sekali model rumus-rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimum, salah satunya rumus empiris dianjurkan oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dicari;
N = Jumlah populasi;
P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50
d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05
2 = 3,841
c2 = nilai tabel  c
Sebagai contoh, jika  banyakya populasi diketahui = 500, maka banyaknya sampel minimum yang harus diambil adalah:
Jadi minimal sebanyak 217.
Supaya dalam pelaksanaan penelitian tidak terlalu banyak perhitungan, maka Issac dan Michael (1981:192) menuangkan rumus tersebut ke dalam bentuk tabel, sehingga kita tinggal memakai tabel tersebut.
Tabel 1 : Menentukan Jumlah sampel dengan Taraf Signifikansi 5%
N S N S N S N S
10 10 90 73 300 169 1900 320
15 14 95 76 400 196 2000 322
20 19 100 80 500 217 2200 327
25 24 120 92 600 234 2400 331
30 28 130 97 700 248 2600 335
35 32 140 103 800 260 2800 338
40 36 150 108 900 269 3000 341
45 40 160 113 1000 278 3500 346
50 44 170 118 1100 285 4000 351
55 48 180 123 1200 291 4500 354
60 52 190 127 1300 297 5000 357
65 56 200 132 1400 302 10000 370
70 59 220 140 1500 306 15000 375
75 63 240 148 1600 310 20000 377
80 66 260 155 1700 313 50000 381
85 70 280 162 1800 317 100000 384
Sumber : Sugiono (1997 : 67)
Sebagai contoh, untuk populasi yang berjumlah 100, dengan taraf signifikasi 5% ukuran sampelnya 80, sedangkan untuk populasi yang berjumlah 3500 taraf signifikansi  5% sebanyak 346.
C.  Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : sampling random (probability sampling) dan  sampling nonrandom (nonprobability sampling). Sampling random yaitu pengambilan sampel secara acak  yang dilakukan dengan cara undian,  atau tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan kalkulator/komputer. Sedangkan  sampling nonrandom  atau disebut juga sebagai incidental sampling, yaitu pengambilan sampel tidak secara acak.
1. Teknik Sampling Random
Teknik sampling random terdiri atas tiga jenis, yaitu sampling random sederhana (Simple Random Sampling), sampling bertingkat (Stratified Sampling), dan sampling kluster/area (Cluster Sampling)
a.  Sampling Random Sederhana
Digunakan jika populasi bersifat homogen. Dikatakan sederhana karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu.
b.  Teknik Sampling Bertingkat
Teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis, berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya : menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dan sebagainya. Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah yang sebanding. Sampling bertingkat yang dilengkapi dengan proposional ini disebut proportional stratified random sampling. Keuntungan menggunakan cara ini ialah anggota sampel yang diambil lebih representatif. Kelemahannya ialah lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya. Jika banyaknya ukuran dari masing-masing tingkatan/kelompok tidak proporsional maka disebut dengan disproportional stratified random sampling.
Contoh  Teknik sampling proporsional :
Misalnya populasi untuk A = 25, B = 60, C = 15. Jadi, jumlah anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung  sebagai berikut :
untuk A : (25/100) x 80 = 20 orang,
untuk B : (60/100) x 80 = 48 orang, dan
untuk C : (15/100) x 80 = 12 orang.
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang.
Contoh Teknik sampling yang tidak proporsional:
Misalnya populasi untuk A = 3, B = 4, C = 33, D = 60. Jadi, jumlah anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota sampel sebanyak 80 sehingga besar masing-masing sampel untuk A, B, C  dan D dapat dihitung  sebagai berikut :
Untuk A dan B diambil semuanya sebagai sampel, sedangkan untuk C dan D diambil secara proporsi dengan perhitungan sebagai berikut:
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang.
c.  Teknik Sampling Kluster
Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, conditional sampling/restricted sampling/area sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya. Pada peta daerah diberi petak-petak dan setiap petak diberi nomor. Nomor-nomor itu kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota sampelnya.
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah : (1) dapat mengambil populasi besar yang tersebar diberbagai daerah, dan (2) pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah (1) jumlah individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik teknik lainnya; (2) ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel penelitian.
2. Teknik Sampling Nonrandom
Teknik sampling nonrandom terdiri atas lima macam yaitu: Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling), Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling), Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling), Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling),  dan Teknik Bola Salju (Snowball  Sampling)
a. Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)
Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random sampling sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja, dll. Keuntungan teknik ini ialah lebih cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya adalah kadang-kadang kurang mewakili populasinya.
b. Teknik Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)
Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai dan dipandang orang yang dijumpai tsb. cocok dijadikan sumber data. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai dipasar atau ditempat-tempat lainnya. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.
c. Teknik Sampling Bertujuan (Porpusive Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai contoh : untuk meneliti tentang disiplin siswa maka yang dipilih adalah orang yang aahli dalam kesiswaan seperti kepala sekolah, PKS urusan kesiswaan, ketua osos,  yang dijadikan anggota sampel. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah, serta relevan dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak representatif untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi).
d. Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh, Jemaah haji yang berangkat ke tanah suci sudah diberi jatah (kuota) oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI) bekerjasama dengan Pemerintah Arab Saudi, yaitu sebanyak 250.000 orang haji dari populasi 250.000.000 jiwa penduduk Indonesia. Artinya satu orang calon haji mewakili 1000 orang penduduk. (Riduan dan Akdon, 2006 : 246-247).
e. Teknik Bola Salju (Snowball  Sampling)
Teknik penentuan sampel bola salju ini digunakan apabila jumlah sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak. Seperti bola salju yang menggelinding makin lama bola salju tersebut makin besar.
D. Penutup
Dari uraian di atas, banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability sampling) maupun secara  sampling nonrandom (nonprobability sampling). Kesalahan-kesalahan umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya anggota sampel diantaranya: (1) Peneliti mengubah prosedur teknik sampling; (2) Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitiannya, (3) Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungannya; (4) Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;
Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya adalah: (1) populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya, (2) Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan. (3) Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang sesuai dengan keinginan. (4) Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk memberikan jawaban.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.  (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Yogyakarta : Rineka Cipta.
Nasution. (2003). Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.
Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (1997).  Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
Riwayat Penulis
Rostina Sundayana, Drs.M.Pd. adalah Dosen  Kopertis Wil. IV (Lektor Kepala) dpk. AMIK Garut.

Kajian Sosiologi Sastra


Kajian Sosiologi Sastra
A.    Pengertian Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasala dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi memiliki arti ilmu mengenai asal-usul masyarakat, ilmu tentang cara bergaul yang baik dalam bermasyarakat. Alvi Bertrand mengatakan bahwa sosiologi ada ilmu yang membahas tentang hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain. Sementara Rene Wellek dan Austin Warren menjelaskan bahwa sosiologi mejabarkan pengaruh dan kedudukan sastra terhadap manusia dalam masyarakat. Hal ini berkaitan dengan pendapat Roucek dan Warren, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam masyarakat.

Menurut William F. Ogburn dan Meyeer F. Nimkoff sosiologi merupakan proses menyesuaikan manusia dengan lingkungannya yang hasilnya dikaitkan dengan organisasi masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat.

Swingewood berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan organisasi-organisasi sosial dalam masyarakat. Sosiologi menurut Bottomore adalah ilmu positif yang modelnya sejenis dengan ilmu-ilmu alam, seperti model dari fisika dan model dari biologi.

Sosiologi sastra memandang karya sastra berhubungan dengan masyarakat. Seperti dikatakan oleh Baribin, bahwa cara kerja pendekatan sosiologi dipandu oleh hubungan karya sastra dengan kelompok sosial, hubungan selera masyarakat dengan kualitas karya sastra, serta hubungan gejala yang timbul di sekitar pengarang dengan karyanya.

B.     Pembahasan Masalah
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selanjutnya Camte berkata bahwa sosiologi dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat dan hasil- hasil observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan motodologis (Suekanto, 1982: 4 ).
Sastra dapat dipandang sebagai  suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu. Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat pula ( Luxenburg, Bal, dan Willem G. W. terjemahan Dick Hartoko. 1084: 23 ).Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diteliti dengan cara:
  1. Faktor – faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak ditinjau. Penelitian ini menfokuskan pada kedudukan pengarang dalam masyarakat, pembaca, penerbitan dan seterusnya. Faktor-faktor konteks ini dipelajari oleh sosiologi sastra empiris yang tidak dipelajari, yang tidak menggunakan pendekatan ilmu sastra.
  2. Hal-hal yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan jelas, tetapi diteliti dengan metode-metode dari ilmu sosiologi. Tentu saja ilmu sastra dapat mempergunakan hasil sosiologi sastra, khususnya bila ingin meniti persepsi para pembaca.
  3. Hubungan antara  (aspek-aspek ) teks sastra dan susunan masyarakat sejauh mana system masyarakat serta jaringan sosial dan karyanya, melainkan juga menilai pandangan pengarang.
Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara satra dan masyarakat,  literature is an exspreesion of society, artinya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Maksudnya masyarakat mau tidak mau harus mencerminkan dan mengespresikan hidup (  Wellek and Werren, 1990: 110 ).
Hubungan yang nyata antara sastra dan masyarakat oleh Wellek dan Werren dapat diteliti melalui:
1.  Sosiologi Pengarang
Menyangkut masalah pengarang sebagai penghasil Karya satra. Mempermasalahkan status sosial, ideologi sosial pengarang, dan ketertiban pengarang di luar karya sastra.

 2.  Sosiologi Karya Sastra
Menyangkut eksistensi karya itu sendiri, yang memuat isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri, dan yang berkaitan masalah-masalah sosial.
3.  Sosiologi Pembaca
Mempermasalahkan pembaca dan pengaruh sosial karya tersebut, yakni sejauh mana dampak sosial sastra bagi masyarakat pembacanya ( Wellek dan Werren, 1990: 111 ).
Beberapa pengertian dan pendapat di atas menyimpulkan bahwa pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra dengan tidak meninggalkan segi-segi masyarakat, termasuk latar belakang kehidupan pengarang dan pembaca karya sastra.
Karya sastra kita kenal sebagai karya imajinasi yang lahir bukan atas kekososngan jiwa namun juga atas realitas yang terjadi di sekeliling penarang. Hal ini tentu tidak lepas dari unsure yang membangun karya sastra tersebut yang meliputi unur intrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari dalam dan unsure ekstrinsik (unsure yang membangun karya sastra dari luar). Salah satu contoh kajian sktrinsik karya sastra adalag konflik sosial yang hal tersebut tercakup dalam kajian sosiologi sastra.
Sosiologi sastra merupakan kajian ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyarakat , mengenai lembaga dan proses sosial . Sosiologi mengkaji struktur sosial dan proses sosial termasuk didalamnya perubahan-perubahan sosial yang mempelajari lembaga sosial. agama, ekonomi, politik dan sebagainya secara bersamaan dan membentuk struktur sosial guna memperoleh gambaran tentang cara­-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mekanisme kemasyarakatan dan kebudayaan. Sastra sebagaimana sosiologi berurusan dengan manusia ; karena keberadaannya dalam masyarakat untuk dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri. Sastra sebagai lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya karena bahasa merupakan wujud dari ungkapan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan.
Menurut Wolf terjemahan Faruk mengatakan, “Sosiologi kesenian dan kesusastraan merupakan suatu disiplin ilmu yang tanpa bentuk; tidak terdefinisikan dengan baik , terdiri dari sejumlah studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang agak lebih general; yang masing-masing hanya mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dengan antara seni dan kesusasteraan dengan masyarakat ( 199 : 3 ).
C.     Ragam Sosiologi Sastra
Mengenai ragam pendekatan terhadap karya sastra kajian sosiologis mempunyai tiga klasifikasi ( Wellek dan Warren : 1986 ) (a) Sosiologi pengarang (b) Sosiologi karya sastra (c) Sosiologi sastra dalam sosiologi pengarang . wilayahya mencakup dan memasukkan status sosial , ideologi sosial dan lain sebagainya menyangkut pengarang, dalam hal ini berhubungan posisi sosial pengarang dalam masyarakat dan hubungannya dengan rnasyarakat sastra : mengenai sosiologi karya sastra , yaitu mempennasalahkan karya sastra itu sendiri dengan kata lain menganalisis struktar karya dalam hubungannya antara karya seni dengan kenyataan dengan tujuan menjelaskan apa yang dilakukan dalam proses membaca dan memahami karya sastra ” sosiologi sastra, wilayah cakupannya dan memasalahkan pembaca sebagai penyambut dan penghayat karya sastra serta pengaruh sosial karya sastra terhadap pembaca atau dengan kata lain memasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.
Penelaahan unsur sosiologis karya sastra khususnya roman  juga dikaitkan dengan sistem kemasyarakatan karena dalam sistem ini terjadi interaksi sosial yang cenderung menghasilkan suatu kebudayaan .Dimana di dalamnya mengatur cara manusia hidup berkelompok clan berinteraksi dalam jalinan hidup bermasyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap kehidupan manusia yang mengalarni berbagai modernisasi. Manusia dalam menjalani kehidupan manusia harus menyadari akan kefanaan hidup itu sendiri.
D.    Hubungan Masalah Sosial Dengan Karya Sastra

Hubungan antara masalah sosial dengan sastra bersifat deskriptif (memaparkan sesuatu apa adanya sesuai dengan bentuk atau kenyataan yang ada). Hal yang harus diperhatikan ada 3 yaitu: Pertama, sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi pengarang. Masalah yang dihadapi mencakup dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Kedua, isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitn dengan masalah sosial. Ketiga, pembaca dan dampak sosial karya sastra.

Sastra dan masalah sosial mempunyai perbedaan, namun dapat memberikan penjelasan tentang sastra. Sastra adalah karya seni ekspresi kehidupan manusia. Dengan demikian, antara karya sastra dengan sosial merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan tata nilai dan bentuk dari kondisi social yang terdapat dalam kehidupan manusia.



Sabtu, 25 Februari 2012

Majalah Pendidikan Karya Rachmat Agus Riyanto FKIP Bahaasa Indonesia Unswagati (Majalah Informatif)

MAJALAH INFORMATI
by RACHMAT AGUS RIYANTO


Visi :
-          Menjadikan majalah Informatif sebagai salah satu majalah pendidikan di sekolah, di wilayah Cirebon yang memiliki informasi-informasi penting seputar pendidikan dan seputar kratifitas siswa di sekolah.

Misi :
-          Menyajikan berbagai macam informasi seputar dunia pendidikan baik lingkungan sekolah atau pembelajaran, dan seputar kreatifitas siswa dalam mengembangkan ide-idenya, juga sebagai wadah penyalur kreatifitas siswa.

Tujuan :
-          Untuk menggali bakat-bakat dan minat  siswa dalam berkreasi juga berkreatifitas. Agar dapat memberikan karya-karya yang baru disajikan dalam bentuk Informasi yang mengacu pada edukatif.


Daftar Menu dan Daftar Isi

·        Liputan Utama
ü  Cerita lain di balik Ujian Nasional SMA (4)

·        Peristiwa
ü  Peringatan Idul Adha di SMA N 1 Sumber (6)
ü  Pemilihan Ketua dan Pengurus OSIS di SMA N 1 Sumber (10)

·        Agenda Kita
ü  Rencana Kegiatan Pentas Seni SMA N 1 Sumber (13)
ü  Pelantikan Pengrus OSIS SMA N 1 Sumber (15)

·        Artikel bersama Tips
ü  Tips agar tidak mengantuk saat Belajar (17)
ü  Tips agar memiliki semangat untuk Belajar (20)

·        Fiksi
ü  Anekdot Pendidikan (22)
ü  Cerpen Remaja “Bintang di Bulan Agustus” (23)

Ø  Special Editon
*     Profil sosok Berprestasi di Sekolah (27)


Kata Sambutan

Salam Redaksi,

Hai…Para pembaca dan penikmat Informasi yang Kreatif dan Infotmatif. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terbitya “Majalah Informati” sebagai satu-satunya majalah pendidikan di sekolah ini, yang berisi tentang seputar informasi seputar dunia pendidikan, lingkungan sekolah, dan karya-karya kreatifitas siswa.
Majalah Informatif ini diterbitkan oleh redaksi sekolah dengan berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, kami sadari masih banyak kekurangan di dalamnya, juga mungkin dalam isi penyampaian beritanya, Namun untuk terbitan selanjutnya diharapkan partisipasi pembaca untuk memberikan kritik dan saran sebagai motivasi untuk membangun dan menjadikan majalah ini lebih baik lagi ke depannya.
Pada dasarnya, aktifitasa atau kegiatan siswa di sekolah mungkin hanya sebatas belajar, mengekspresikan dalam kegiatan ekstrakulikuler, atau mungkin kegiatan lainnya yang disukai siswa. Namun, dengan adanya majalah ini diharapkan bertambahnya wadah kreatifitas siswa, wawasan siswa dalam informasi dan kreatifitas, karena dalam majalah ini mengandung banyak informasi.
Terimakasih atas perhatian dan partisipasinya.

Hormat Kami
Redaksi



Liputan Utama

Cerita lain dibalik Ujian Nasional di SMA
U
jian Nasional memang sudah lama berakhir. Namun, Ujian Nasional akan setiap tahun ada dan dirasakan oleh siswa – siswi yang akan berlanjut pada tingkatan berikutnya, baik itu SD, SMP, dan SMA. Ujian Nasional  adalah salah satu bentuk dari evaluasi pengajaran, pada dasarnya implikasi dari sebuah evaluasi itu adalah proses yang terus menerus dari awal pengajaran sampai akhir pengajaran. Proses evaluasi senantiasa diarahkan untuk memperbaiki pengajaran.
Artinya, Ujian Nasional tidak menjadi dasar pengambilan suatu keputusan, tetapi juga didasarkan pada haisl belajar sebelumnya. Dari hasil Ujian Nasional tidak hanya sebagai dasar siswa dapat dikatakan lulus atau tidak, tetapi juga sebagai barometer keberhasilan pengajaran yang dilakukab penyelenggara pendidikan yaitu Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan sebagai tindak lanut.
Cerita lain yang muncul dibalik Ujian Nasional adalah media menyorot pendidikan di sekolah-sekolah. Banyak kejadian yang menjadi bahan berita, khususnya televise seperti yang banyak diketahui , jika pendidikan di kota-kota besar dengan pendidikan yang ada di daerah-daerah terpencil yang jauh dari sumber sarana dan prasana akan terasa perbedaanya dalam Ujian Nasional. Lokasi yang memang berbeda dan tertinggal bisa menjadi berbeda dalam menikmati pendidikan. Namun, saat Ujian Nasional  semua yang terlibat dalam dunia pendidikan semuanya dianggap sama, tidak ada atau tidak mengenal sekolah itu dari kota besar atau daerah terpencil , dan semuanya dianggap sama.
Cerita keberhasilan itu bisa diukur, salah satunya dengan evaluasi yang terus menerus dengan berbagai cara, tidak hanya dengan Ujian Nasional tetapi harus mencari solusi lain, agar pendidikan di Indonesia tidak tertinggal dengan Negara-negara yang masih berkembang lainnya, sehingga pendidikan di Indonesia dapa merata dan tidak ada jenjang perbedaan dalam dunia pendidikan. Cerita ini adalah potreet kesenjangan pendidikan bangsa ini.














PERISTIWA
Peringatan Hari Raya Idul Adha di SMA N 1 Sumber
I
dul Adha adalah Hari Besar Umat Islam di seluruh Indonesia. Pada hari raya idul adha diperingati peristiwa Qurban , yaitu ketika Nabi Ibrahim AS yang bersedia untuk menyembelih ata mengorbankan aanaknya Ismail AS untuk Allah, kemudian digantikan oleh Allah SWT dengan domba karena keikhlasan Nabi Ibrahim untuk menyembelih atau mengorbankan anak satu-satunya sebagai taat kepada perintah Allah SWT.
Allahuakbar,Allahuakbar, Allahuakbar, suara takbir terdengar di Lingkungan SMAN 1 Sumber, meskipun Idul Adha sudah terlewat 2 hari namun hikmat acara menyambut Idul Adha belumlah hilang. Seperti

biasa, dari tahun ke tahun dan hamper setiap tahun SMAN 1 Sumber selalu mengadakan peringatan hari raya Idul Adha dengan prosesi penyembelihan hewan kurban.
Hal ini dapat terwujud tidak lain karena partisipasi dari siswa dan siswi juga guru-guru SMA N 1 Sumber yang bersama-sama menyumbang dari setiap bantuan siswa dan guru yang tidak seberapa nominalnya namun jika dikumpulkan sehinggga mendapat nominal yang cukup banyak, kemudian uang itu dapat membeli beberapa ekor kambing untuk disembelih sebagai tanda memperingati hari raya Idul Adha. Seperti dikatakn Guru Agama SMA N 1 Sumber sekaligus sebagai ketua pelaksanaan perayaan hari raya Idul Adha “Hewan kurban di SMA N 1 Sumber ini adalah hasil bantuan bersama-sama siswa juga guru-guru dari semua yang terlibat dalam sekolah ini.” Ungkap guru yang bertubuh kurus.
Acara ini dilakasanakan pada pukul 09.00 WIB, yang langsung dengan acara penyembelihan hewan kurban. Namun, sebelum penyembelihan ada pengerahan oleh kepala sekolah hanya beberapa menit. Setelah penyembelihan selesai, hewan urban yang telah disembelih kemudian dikuliti, dan dilanjutkan dengan pembungkusan danging-daging sbebelum didistribusikan pada tiap-tiap kelas, ya…layaknya acara penyembelihan hewan kurban dilingkungan rumah kita saja. Setelah semua kelas mendapatkan bagian daging, siswa dan siswi ramai-ramai mempersiapkan untuk mengolah daging itu. Selain ke  tiap-tiap kelas, daging juga diberikan pada masyarakat sekitar lingkungan sekolah, agar semua masyarakat dapat merasakan dan berbagi kepada sesama, membantu meringankan beban penderitaan, meskipun tidak semua masyarakat sekitar lingkungan sekolah mendapatkan, namun masyarakat yang dipandang kurang mampu  itu diberikan bagian daging hasil penyembelihan hewan kurban.
Kegiatan peringatan hari raya Idul Adha tidak hanya diselenggarakan oleh ekstrakulikuler Rhois saja, namun juga bekerja sama dengan OSIS SMA N 1 Sumber, dan guru-guru agar acara dapat berjalan lebih mudah dan tidak terlalu berat, sehingga dikerjakan bersama-sama dan pada akhirnya berjalan dengan lancer.
Setelah pendistribusian ke setiap kelas telah merata dan semua kelas mendapatkannya, siswa dan siswi juga guru-guru mulai mengolah bersama-sama, siswa dan siswi mengolah daging yang tah didistribusikan itu di kelas masing-masing. Namun beda halnya guru, guru-guru mengolah dengan perlengkapan yang sudah ada yang sudah disedikan oleh sekolah juga mengolahnya memiliki bagian masing-masing, yang banyak bekerja rata-rata adalah guru perempuan. Beda halnya dengan para siswa dan siswi semuanya bersama-sama mengolah baik itu yang laki-laki ataupun yang perempuan, semuanya sama bekerja saling membantu.
Siswa yang menjadi panita penyembelihan hewan kurban terlihat lebih dan sangat sibuk dari siswa-siswi yang bukan panitia penyembelihan hewan kurban. Siswa yang menjadi panitia penyembelihan hewan kurban terlihat serius mendata bungkusan daging-daging yang belum terdistribusikan kepada masyarakat, panita berpikir daging tidak boleh ada yang tersisa, panitia ingin semua daging habis terdisitiribusikan kepada masyarakat dan siswa juga guru.
Selain itu siswa dan siswi yang bersama-sama mengolah daging terlihat sangat berantusias dan bersemangat mengolah daging untuk dimakan bersama-sama teman sekalas. Untuk para siswa dan siswi yang sudah kelas 3 ini adalah kegiatan terkahir yang dikerjakan bersama-sama sebelum mereka fokus pada Ujian Nasional yang nanti akan dihadapi. Beda halnya dengan anak-anak yang kelas 1 ini adalah ajang untuk lebih mengakrabkan antar siswa dan siswi juga agar lebih mengenal satu dengan yang lain. Sedangkan yang kelas 2 ini adalah Idul Adha yang ke dua kalinya diikuti di SMAN 1 Sumber, mereka tidak ada rasa bosan dan cape untuk bersama-sama mengolah daging hasil peymbelihan itu, mereka terlihat sudah tidak sabar untuk makan bersama dikelas.
Tidak hanya siswa dan siswi yang bukan menjadi panitia yang bersemangat. Siswa dan siswi yang menjadi panitia pun tidak kalah semangatnya, namun beda halnya dengan siswa-siswi yang bukan panitia adalah bersama-sama mengolah daging, sedangkan siswa siswi yang menjadi panitia itu bersemangat dan sangat antusias untuk tetap mendata dan mengerjakan tugasnya masing-masing tanpa mengeluh, tanpa peduli mereka bisa menikmati atau tidak, seperti yang diungkapkan oleh salah satu panitia “kami merasa sangat antusias dan bersemangat mengerjakannya. Karena apa? Kami sebagai panitia mempunyai tanggung jawab yang telah diberikan kepada kami, selain itu kami pun mendapatkan pahala dari pekerjaan yang kami lakukan ini. Dan yang terpenting adalah masyarakat dan teman-teman merasa senang dan bahagia.”



















PEMILIHAN KETUA DAN PENGURUS OSIS SMAN 1 SUMBER
Lokasi pemilihan berada di lapangan basket SMA 1 Sumber lima orang siswa berdiri tegap di setiap kotak pemungutan suara. Di lokasi tepat di tengah lapangan basket sudah di siapkan empat kotaj suara, dan di ujung dapan lapangan basket telah di siapkan empat bilik untuk memilih para kandidat dan ketua pengurus Osis. Para pemilih yakni para siswa duduk di depan kelas yang memutari lapngan basket sambil menunggu giliran untuk mengikuti pencoblosan. Pemilihan ketua Osis SMAN 1 Sumber yakni pasangan nomer urut 1 Taufik dengan Azis, pasangan nomer urut 2 Ida dengan Retno, dan pasangan nomor urut 3 Ika dengan Ridwan para kandidat ini di tetapkan memalui beberapa tahap seleksi sebelumnya juara mencari para kandidat yang memiliki visi dan misi yang berkualitas dan dapat membangun sekolah juga para siswa baik secara intern maupun secara ekstern.
Pemilihan dengan cara pencoblosan layaknya pemilu yang di laksanakan pemerintah dilakukan secara demokratis di lapangan basket SMAN 1 Sumber. Siswa dan siswi sangat antusias dalam acara ini, apalagi saat para kandidat sebelum dilakukan pemungutan suara melakukan orasi didepan umum untuk menyampaikan visi dan misi mereka mencalonkan sebagai Calon Ketua dan Wakil Ketua Osis, kata-kata dan kalimat-kalimat yang dilontarkan sangatlah bagus dan menarik, guna mendapatkan respon yang baik agar para siswa dan siswi tertarik dan dapat memilihnya sebagai Ketua dan Wakil Ketua.
Saat pemilihan, seluruh kandidat duduk dengan rapih di ujung barat lapangan basket, dibawah tenda yang telah disiapkan oleh Panitia Pemilihan. Kepala Sekolah SMAN 1 Sumber Drs. H. Tarno mengatakan dalam sambutannya sebelum acara dimulai “Siswa dan siswi di SMAN 1 Sumber jumlah seluruhnya 623 orang, baik siswa pindahan atau siswa lama, semuanya memiliki hak pilih, dan saya ingatkan jangan ada unsur paksaan untuk memilih”. Tegas Kepala Sekolah dalam sambutannya. Pemilihan yang tidak ubahnya seperti Pemilu ini, dikatakan oleh Gito selaku Ketua Pelaksana “Pemilihan ini tidak hanya pemilihan biasa, mengapa ? pemilihan ini guna memberikan pembelajaran politik sejak SMA atau sejak remaja, agar saat terjun di masyarakat nanti sudah terbiasa dan sudah mengenal”. Sahut cowok bertubuh gempal ini. Terpenting, kelak di masyarakat sudah menjadi hal biasa dalam melakukan hal-hal seperti ini, selain itu dapat memeberikan proses pembelajaran di sekolah serta menambahkan rasa tanggung jawab bagi para pelajar. Pemilihan Ketua Osis ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya, namun pemilihan yang seperti ini dikatakan baru pertama kali diselenggarakan, karena sebelumnya pemilihan ini dilakukan pemungutan suaranya dari kelas ke kelas.
Pemilihan yang dilakukan seperti ini, seperti Pemilu sungguhan yang diselenggarakan pemerintah disambut dengan antusias para siswa dan siswi dengan baik dan semangat yang cukup tinggi. Para siswa sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa yang akan jadi Ketua Osis di periode ini, siswa dan siswi para pendukung masing-masing kandidat tidak henti-hentinya menyoraki jagoan masing-masing kandidat, suasana yang tercipta pun berubah bagaikan pertandingan sepak bola di Stadion yang besar. Siswa dan siswi seruannya tetap menunggu sampai selesai acara untuk mengetahui hasil akhir yang didapati, apakah jagoannya menang atau kalah. Menang atau kalah bagi mereka sudah biasa. Yang terpenting kebersamaan dan kejujurannya.















 AGENDA
Rencana Kegiatan Pentas Seni
M
asa muda adalah masa dimana yang sarat akan berbagai imajinasi, masa yang kaya akan kreasi, dan masa yang sangat penuh semangat untuk berbuat seni. Untuk mencapai semua itu semangat saja tentu tidak cukup melainkan kepekaan rasa, kecerdasan intelektual dan pengalaman menjadi penentu.
Rencananya SMAN 1 Sumber akan menggelar hajatan besar dengan Pentas Seni sebagai acara memperingati hari jadi SMAN 1 Sumber pada tanggal 9 November 2011, kegiatan ini akan dilangsungkan di Lapangan Basket SMAN 1 Sumber, dan akan dihadiri



Bapak Bupati Cirebon, Drs. H. Dedi Supardi, MM.
Pentas seni ini tidak hanya diselenggarakan sebagai peringatan hari jadi SMAN 1 Sumber, namun pentas seni ini diselenggarakan guna mempertahankan eksistensi kesenian-kesenian tradisional baik khas Cirebon, maupun Tradisional khas Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya. Pentas seni ini tidak hanya di isi dengan acara-acara modern, namun banyak di isi dengan acara-acara tradisional yang tidak kalah menariknya dengan acara-acara yang lain.
Acara pentas seni ini, sepenuhnya acara akan di isi atau diramaikan oleh siswa dan siswi SMA N 1 Sumber tanpa ada pengisi acara dari pihak luar sekolah, karena acara pentas seni nanti sebagai wadah penyaluran bakat kreatifitas seni para siswa dan akan dinilai oleh guru kesenian guna sebagai hasil nilai praktek siswa dalam mata pelajaran kesenian.
Dana yang digunakan untuk menyukseskan acara ini adalah dari dana anggaran sekolah dan sedikit bantuan dari sponsor sebagai ajang promosi produknya. Namun, dana yang digunakan dari sekolah sangatlah pas-pasan dalam membentuk acara ini, sehingga sponsor dari luar sebagai pendukung agar acara ini menjadi sukses dan ramai dalam terselengganya nanti.
Acara ini di buat untuk menambah dan penyalur kreatifitas terhadap kesenian, dan sebagai acara hiburan bagi siswa yang terlalu sibuk dengan hal-hal pelajaran, agar siswa di sekolah tidak merasa jenuh dan terbebani dalam bersekolah untuk mendapatkan ilmu, sehingga terciptalah rancangan kegiatan pentas seni ini.
Pentas seni ini terselenggar dengan maksud dan tujuan yang sangatlah baik bagi siswa dan juga sekolah yaitu Menjadikan ajang kreativitas bagi pelajar sebagai salah satu mata rantai pergaulan kehidupan yang berbudaya dalam berbagai perspektif dan visi pendidikan secara umum. Menciptakan hubungan kerjasama dikalangan pelajar secara individual maupun antar sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon khususnya. Dengan realisasi dari Pentas Seni diharapkan pula suatu pengembangan dalam bentuk berbagai kerja budaya lainnya, yang bisa diwujudkan kepada bidang-bidang kreativitas lainnya seperti Forum Kesenian Pelajar, Forum kerja OSIS dan lainnya, yang mungkin akan menjadi acara tahunan bagi pelajar Kabupaten Cirebon.



Pelatikan Pengurus OSIS SMAN 1 Sumber

J
um’at 14 Oktober 2011, di SMAN 1 Sumber dilaksanakan pelantikan pengurus OSIS periode tahun 2011-2012.  Pelantikan ini sendiri sebenarnya terlalu cepat karena pengurus OSIS yang kelas XII sudah mau menghadapi UN, sehingga pelantikan pengurus OSIS oleh Pembina OSIS dipercepat. Adapaun anggota OSIS yang dilantik terdiri dari siswa kelas X dan XI. Siswa-siswa tersebut terpilih melalui seleksi yang sangat ketat dan sangat sulit yang dilakukan oleh Panita Penjaringan  Calon Pengurus OSIS, yang telah dilaksanakan beberapa bulan sebelumnya. Dari begitu banyak calon yang mengikuti penjaringan akhirnya panitia memilih 4 orang kandidat calon ketua umum, dari hasil pungutan suara yang dilakukan panitia maka terpilihlan pasangan Taufik dan Azis menjadi ketua OSIS Periode tahun 2011/2012 dan dibantu oleh anggota lainnya sesuai dengan sekbid masing-masing. Taufik dan Aziz mengalahkan 3 pasangan lainnya, Taufik dan Azis terpilih dengan syah dari pemilihan ketua OSIS pada tanggal 7 Oktober 2011. Taufik dan Azis dianggap cocok oleh siswa dan siswi sebagai pemimpin, karena latar belakang keduanya dalam prestasi dibidang pendidikan
Pelantikan berlangsung selama 2 hari yaitu jum’at dan sabtu, para siswa yang menjadi pengurus OSIS dikarntina disekolah selama dua hari itu, untuk diberikan dasar-dasar kepemimpinan oleh senior-senior mereka yang tidak lain adalah anak-anak kelas XII. Pelantikan pengurus OSIS sebagai penanggung jawab adalah kepala sekolah langsung, karena OSIS dan sekolah memiliki hubungan yang sangat penting dalam membina kerja sama dengan pihak-pihak lain, baik pihak dalam sekolah atau luar sekolah. Pelantikan pengurus OSIS ini tidak banyak diikuti oleh siswa dan siswi hanya diikuti oleh siswa dan siswi yang sudah terpilih melalui seleksi sebelumnya. Pelantikan pengurus OSIS di SMAN 1 Sumber lebih ditekankan pada pembinaan dan pembentukan karakter dan kejujuran para pemimpin dan pengurus calon OSIS ini. selain itu, sikap untuk saling tolong menolong dan menghargai sesama pengurus pun dibina.
Kepala sekolah dan Pembina OSIS sebagai pembicara dalam pelantikan sangat menekankan pada pembentukan karkater seorang yang bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang jujur juga bermartabat. Dalam pelantikan OSIS ini juga para calon pengurus diberikan masukan-masukan untuk membentuk suatu organisasi yang kokoh dan dapat dipercaya oleh masyarakat sekolah yaitu siswa, karena kebanyakan siswa dan OSIS dianggap musuhan karena banyak perbedaan prinsip, dalam pelantikan ini pula OSIS dituntut untuk flesibel dalam mengahadapi dan menaggapi kemauan siswa atau masyarakat sekolah.
TIPS MENARIK
Tips Agar Tidak Ngantuk Akibat
Kurang Tidur
Kiat Agar tidak mengantuk akibat kurang tidur Besok Ujian belum sempat ada persiapan, akhirnya begadang ga tidur semaleman, atau besok ada presentasi tapi lupa belum buat apa yang harus dipresentasikan besok, akhirnya lembur sampai pagi dan paginya tempur sampai sore lagi. Pemandangan seperti itu ga lagi asing di kalangan mahasiswa, pelajar dan kalangan lain. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak yangmenyepelekan waktu istirahat dan makan yang bergizi. Tak khayal banyak yang drop akibat ulah mereka



sendiri, dari insomnia tingkat rendah sampai hepatitis, gangguan liver dan penyakit lain yang berbahaya sebenarnya mengincar tubuh yang terlalu diporsir tanpa memperhatikan porsi istirahat dan pola makan yang sehat. Padahal masalah yang paling kecil akibat gangguan tidur atau kurang tidur satu malam saja paling tidak dapat membuat emosi tidak stabil, mengantuk, lesu, loyo, rentan kecelakaan dll. Kabar baiknya, seperti dikutip di suatu majalah ada 4 cara mencegah kantuk dan lelah akibat kurang tidur. antara lain:
1. Tidur siang dengan cara tepat Ada pendapat mengatakan bahwa tidur kurang dari 30 menit di siang hari dapat membuat tubuh terasa lebih lelah lagi dibanding tidak tidur siang sama sekali. Hasil temuan di Harvard University mengungkapkan, tidur siang 1-1,5 jam di penghujung siang dapat membuat pikiran lebih jernih.
2. Posturkan Tubuh dengan baik dan benar Tak sempat tidur siang? Coba posturkan tubuh dengan baik, jika anda dalam keadaan duduk, duduk lah dengan tegak. Postur tubuh yang buruk akan melelahkan otot, ligament, dan sendi harus bekerja lebih keras dibanding ketika tubuh lurus secara tepat. Lelah tambahan ini juga menurunkan aliran darah dan oksigen ke otak sampai 30%
3. Menguyah Mengunyah makanan setiap 2 jam sekali. Hal ini ternyata membantu gula darah tetap stabil. Hasilnya, kadar energi tetap tinggi sepanjang hari. Makanan yang baik untuk dikonsumsi adalah makanan tinggi protein dan hindari makanan berkadar gula tinggi, makanan bergula cepat membangkitkan energi tapi cepat turun lagi sehingga membuat tubuh lebih lelah dibanding sebelumnya.
4. Latihan Pernapasan Menghela nafas dalam 30 detik. Mengisi paru dari atas sampai dasar membantu membuat tubuh tetap jaga karena mengisi darah dengan oksigen. Tak lepas dari mendoping diri dengan makanan yang bergizi, setidaknya dengan 4 trik tadi dapat mengusir rasa “lungkrah” yang disebabkan oleh kurang tidur.










5. Minum seteguk air, kesegaran air
 melalu kerongkongan Anda akan
 menimbulkan sensasi segar luar biasa
 sehingga ngantuk pun akan hilang
seketika.

6. Lakukan aktivitas aneh, seperti menulis nama Anda menggunakan tangan kiri (kalau biasa memakai tangan kanan) atau menandatangan menggunakan tangan kanan, atau membaca secara terbali, dan sebagainya yang akan membuat otak Anda aktif kembali.


TIPS SEMANGAT BELAJAR !!
Motivasi belajar setiap tidaklah sama, tergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Tapi gimana yah cara agar semangat belajar nggak mengendur?
Sebenarnya stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
* Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
* Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa

rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Tips-tips meningkatkan motivasi belajar Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
Bergaul
Bergaul dengan orang yang giat belajar
Pernah dengar kan analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah prestasi.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri
Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup.


FIKSI
Anekdot Humor Pendidikan

Karjaya, seorang guru SMA, sesumbar bahwa dia tidak akan membiarkan anak pertamanya memakai jilbab, “Dengan alasan apapun!”
Kawan di Kantor langsung beringsut tidak terima. Kentara benar kalau sebal dan marah, “Memang kenapa?”
Iman menarik napas panjang. Katanya, “Karena anakku cowok”.

Negeri yang banyak dengan hikayat cerita dunia binatang, tersebutlah sebuah cerita tentang sekolahnya para binatang di daerah terpencil di belahan bumi Andalas. Raja Hutan mengumumkan tentang dibukanya sebuah sekolah yang mempunyai status "DISAMAKAN" dengan Manusia.. Maka para jawara sejati dari beberapa ksatria binatang terpilih untuk memasuki sekolah yang statusnya disamakan itu. beberapa dari mereka Ada yang jago renang, menyelam dan mempunyai kemampuan Amfibi, yaitu si-lentur dan lincah yang bernama KODOK. Ada jago terbang, menukik, menyambar, dan bersalto di udara yaitu si perkasa Elang. Mendaftar juga ke dalam sekolah ini, si jago lari dan si lincah KANC IL. Kemudian tidak lupa TUPAI si jago memanjat dan loncat di pepohonan ikut mendaftarkan diri... Suatu hari, guru-guru pilihan dari sekolah ini mengadakan ujian kompetensi untuk beberapa mata pelajaran yang dianggap paling penting dalam peta persaingan global, dan hasil ujian kompetensi ini akan sangat mudah bisa ditebak,yaitu : Pelajaran berenang : kodok dapat nilai 10, yang lain jeblok Pelajaran Terbang : Elang dapat nilai 10, yang lain payah, nilainya jeblok Pelajaran memanjat : nilai 10 untuk Tupai, dan mengecewakan untuk peserta yang lain... Pelajaran lari kencang, sprint : Kancil yang lincah tidak bisa ditandingi, Nilai 10 Untuk kancil yang lainya nilai jeblok.. Melihat hasil ujian kompetensi ini, si guru yang pernah belajar di dunia manusia kepingin membikin revolusi pendidikan di negeri para binatang, maka dari hasil lobby-lobby nya dengan para petinggi kerajaan binatang berhasillah si guru itu untuk menelorkan kurikulum standar, supaya status "DISAMAKAN" tidak bikin malu para seleberiti politik binatang Maka ditetapkanlah kurikulum standar NILAI KELULUSAN RATA RATA ADALAH angka 6 di setiap mata perlajaran. Maka mulailah guru binatang itu memaksa kodok latihan terbang setiap hari. Memaksa elang harus mendapatkan nilai 6 untuk pelajaran berenang dan menyelam. Mengajari tupai setiap hari untuk terbang dan berlari,dan memaksa kancil harus bisa menyelam untuk mendapatkan nilai standar kelulusan.



















Cerpen

Bintang bulan Agustus
Oleh : Kinanti Tiara Dewi

“Kalau aku menghilang dari hadapanmu. Apa kamu akan sedih?” Tanyaku.
“Aku tak akan sedih.” Timpalnya dengan santai sembari tersenyum seakan menantangku.
“Kenapa?” Aku mencoba mencari tahu.
“Aku tidak percaya kalau kamu bisa pergi dari sisiku.” Ifan menyeringai dan mulai memainkan rambutku. Seperti biasa.
“Tapi jika itu benar terjadi. Kamu boleh memikirkanku. Mengingat wajahku atau mengenang masa dimana kita bisa bersama.” Mataku menerawang jauh dalam silau terang matahari. Waktu itu aku kira perkataanya memang benar bahwa, aku tidak pernah bisa lepas dari telapak tangannya. Terus berada dibawah naungan nafasnya. Tapi pada akhirnya aku sadar, semua tidak akan pernah bisa aku lewati karena satu hal yang tidak bisa dipungkiri berkali-kali muncul didepan mataku. Memaksaku untuk keluar dari hasrat untuk bersama-sama dia.
 “Ibuku bilang. Yang membedakan manusia dengan syetan adalah hati. Hati itu rasa. Rasa itu jujur. Tidak mudah tercecer dalam sebuah perjalan hidup. Jadi menurutmu apa rasa itu bila terhenti pada…” Lidahku seakan tercekat, tidak bisa meneruskan kalimat yang belum sempat terselesaikan. Keningku mengkerut. Ku gigit bibirku sedikit. Tercermin penyesalan dalam raut wajahku yang berubah.
“Terhenti pada seseorang.. emm.. yang salah?” Ucapannya menyentakkan aku. Mana mungkin aku berkata ‘Iya’ .
“Salah?” Mataku memencar mencari jawaban.
“Hey.. Hey..” Bahunya menggoda tubuhku. Lalu aku mengambil sesuatu yang ada dalam tasku. Sebuah kado kecil. Kado yang telah lama aku ingin berikan padanya. Hanya saja aku malu. Tapi mungkin ini waktu yang tepat. Kapan lagi?
“Ini!” Aku menyodorkan kado kecil dengan malu-malu. kado berpita warna merah. Lucu sih. Lebih cocok kadonya diberikan pada perpempuan bukan lelaki tulen seperti dia.
“Untukku?” Matanya menanti jawaban. “Terimakasih.” Lanjut Ifan.
“Kado pemberian teman tidak mungkin dikembalikan saat mereka bertengkar-kan? Berbeda dengan kado pemberian dari seseorang kekasih mungkin saja untuk dikembalikan.” Kataku pasti. Ifan membuka kado tanpa ragu.
 “Mengapa lukisan kacanya hanya berwarna hitam putih?” Ifan menimbang-nimbang lukisan dan bungkus kosong dengan pita merah yang terkulai.
“Karena warna-warni telah kita lewati bersama. Sekarang waktunya kamu untuk menyimpan hitam putihnya.” Jawabku dengan melambung ke angan yang terang walau sesungguhnya gelap.
Perlahan angin agustus membelai rambutku yang panjang tersusun rapih. Memberi ketenangan pada jiwa yang sebenarnya rapuh. Tapi kini aku merasa menjadi wanita yang sangat kuat. Tersenyum saat bersedih. Benarkan? Boleh aku patut berbangga?
Setahun yang lalu orangtua pergi secara bersamaan meninggalkanku. Dan sejak itu teman hidupku hanyalah Ifan di kota ini. Sudah waktunya aku kembali pada hidupku dulu. Menemani nenek seorang diri yang mungkin sedang duduk terbungkuk dikursi rapuh dimakan usia dan rayap-rayap, atau terbaring bersamaan dengan selimut lusuh yang menguning. Sebelum aku kembali pada pelukan nenek dan lepas dari pelukannya, aku meninggalkan sepuncuk surat untuk dirinya. Surat pertama yang aku tulis untuknya.
“Kenapa kamu pulang Re?” Bibir nenek bergetar diiringi suara serak yang lemah. Aku memeluknya. Rasanya hangat. Lama tidak bertemu dengan beliau semenjak Ifan menjemputku setahun lalu disini.
“Reysa mau disini aja sama nene. Rere udah kirim lamaran kerja di pabrik. Mudah-mudahan aja minggu depan udah bisa kerja disana. Rere juga ga tega tinggalin nenek sendiri. Sudah waktunya Rere mengabdi untuk nenek.” Mata beliau berkaca-kaca. Aku ini garis turunan terakhir dikeluarga ini. Jadi hanya akulah yang bisa bantu.
“Nenek perhatikan ga? Kalau bintang dibulan agustus itu selalu lebih indah dari bulan lainnya. Itu keluarga kita disaat malam. Jadi ga akan sepi lagi nek.” Aku tersenyum bahagia serasa lepas diri ini.
Ifan baru kembali dari kampusnya pukul 11.00 malam. Ketika dia membuka dan menutup kembali pintu ada sepuncuk surat yang tertempel disitu. Tanpa segan dia ambil suratnya. Berjalan menuju kamar. Dan sesampainya disana. Ia membuka surat.
Pada akhirnya aku harus menentukan hidupku sendiri, sudah terlalu lama ku gantungkan asaku bersamamu. Asa yang mungkin tidak lagi ku sebut dengan “Asa” hanya sebuah mimpi yang sejak kemarin telah aku tenggelamkan. Terimakasih untuk semua pertolonganmu. Ini dimana saat kita berjauhan. Jangan mencari atau menyusul aku. Karena kelak aku akan datang untuk menemuimu. Resty Kata orang bintang itu mencuri sinar dari sang bulan. Membuat dirinya tampak cantik. Membuat setiap orang yang melihat dirinya begitu terkagum. Menghiasi malam menjadi menawan. Aku ingin bisa menjadi bintang. Walau sinarannya dia dapat dari mencuri, tetap saja semua orang menyukainya. Hanya aku tak sanggup lakukan itu. Mungkin takdirku hanya sebagai makhluk bumi tidak untuk menjadi salah satu rasi bintang. Inilah kesungguhan cintaku padamu. Membiarkan cintaku tumbuh dan berkembang tanpa perlu kamu balas, mungkin hingga saat masa aku menemukan cinta baruku.. Seperti bintang di bulan Agustus yang menawan meski angin kencang terus membuat mereka dingin. Seperti bintang di bulan Agustus yang bersinar terang meski angin membuat mereka gamang.


SPECIAL EDITION
Profil Sosok Berprestasi
Cowok manis yang bernama lengkap Rachmat Agus Riyanto adalah salah satu dari sekian Mahasiswa Unswagati Cirebon yang aktif menjadi pemain Marchingband di Pemda Kab. Cirebon. Rachmat atau Toto, begitulah teman-temannya memanggil. Mahasiswa yang saat ini tingkat 3 semester 5 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Unswagati ini, ternyata juga dipecaya teman-temnnya untuk mengemban tugas sebagai wakil ketua kelas
Cowok kelahiran Cirebon, 20 tahun lalu ini telah aktif menjadi pemain Marching Band sejak duduk di SMA kelas 1. Seperti apa sosok cowok yang mmiliki pesona ramah yang satu ini?
Dalam sebuah kesempatan, menginterview Pemain Marching Band ini. “Aku suka main musik sejak kecil SMP, tapi kenal dan suka Marching Band sejak kelas 1 SMA,” ujarnya membuka perbincangan siang itu. Berbekal dari ketertarikannya akan musik, ia kemudian mengembangkannya dengan mengikuti ekstrakurikuler Marching Band di sekolahnya dulu.
Kini, cowok yang dulu bersekolah di SMAN 1 Sumber ini menjadi salah satu pemain Marching Band di GITA ABDI NEGARA dan sering membantu Marching Band di sekolahnya dahulu yaitu di SMAN 1 Sumber. Kemampuannya bermain musik yang menjadikan dia terpilih menjadi atlit dalam tim Porda Jawa Barat cabang olahraga Drum Band atau Marching Band, juga pernah bermain tingkat Nasional diacara GRAND PRIX MARCHING BAND di Senayan Jakarta tahun 2010.
“Melalui Marching Band, aku bisa mengekspresikan dan meluapkan emosi dalam diri. Selain itu, bermain musik yang menuntut kita harus menggunakan perasaan dan emosi jiwa,” jelasnya Rachmat panjang lebar ketika ditanya mengapa lebih memilih Marching Band daripada kegiatan lainnya.
“Kemampuan yang saya miliki saat ini tak lepas dari bimbingan Pak Sofyan, pelatih ekstrakulikuler Marching Band di SMAN 1 Sumber dulu, dan di Marching Band Pemda Kab. Cirebon Gita Abdi Negara,” celoteh Rachmat dengan senyumkhasnya.
Buah kerja keras sampai saat ini adalah telah mengantarkan timnya menjadi Juara 1 Festival Marching Band tahun 2007 di Sumedang, Juara 3 Festival Drum Band Cirebon  tahun 2008 se-Wilayah 3 Cirebon. Juara 2 Festival Marching Band Sumedang, Juara 1 Festival Marching Band Ulang Tahun BRI tahun 2010. Juara 1 Mitra Dialog Festival Drum Band di Cirebon tahun 2010, Juara 3 Pekan Olahraga Daerah Jawa Barat Cabang Olahraga Drumband atau Marching Band di Bandung tahun 2010, Peringkat 13 GRAND PRIX MARCHING BAND tingkat Nasional di Istora Senayan mengaku bangga. Dia berharap agar dapat terus bisa berprestasi dan menyumbangkan berbagai gelar juara untuk Cirebon. “Dengan selalu berlatih, Aku pengen menyumbnagkan prestasi terbaik untuk daerah kelahiran saya Cirebon, namun, yang lebih penting adalah Aku bisa mendapat sebuah kepuasan tersendiri dalam bermain music di Marching Band,” ucap Rachmat mengakhiri.