Teknik Sampling
A.
Pengertian
1.
Sample
Sampel adalah
sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
Sering kali terjadi bahwa peneliti tidak
dapat meneliti jika semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian.
2.
Populasi
Populasi menurut Babbie (1983) adalah elemen
penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi
tareget hasil penelitian. Pengertian lain ada pula yang menyebutkan semua
anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama
dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil
akhir suatu penelitian.
Populasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Populasi
Target : populasi yang direncanakan dalam rencana penelitia.
Populasi target ini dapat berupa
jumlah guru atau objek yang ditetapkan oleh peneliti atau yang ada secara pasti
di kantor wilayah yang ada.
b. Populasi
Akses : orang-orang atau benda yang dapat ditemui ketika dalam penentua jumlah
populasi berdasarkan keadaan.
Populasi akses dan populasi target
yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti juga dapat mencapai hasil
baik, jika populasi akses yang dicari mencapai 80% - 100% dari populasi target.
B.
Beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
C.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik Sampling
1.Teknik Sampling Probabilitas :
Teknik
sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random
sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang
memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen
populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan
sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk
bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk
mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel
atau dikenal dengan nama“sampling frame”. Yang dimaksud
dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen
populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data
tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang
benda.
a. Macam-macam Sampling Probabilitas :
1) Simple random sampling :
Merupakan
suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil
bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum.
Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
Contoh: misal ada “pembiayaan
pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan
SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD
maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
2) Stratified Random Sampling :
Merupakan
suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata),
karena mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka
penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel
melalui proses simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu
manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan. Dia
menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap
kebajikan perusahaan. Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus
terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari
masing-masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.
3) Cluster Random Sampling/sampel gugus :
Merupakan
cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam
satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan
pembentukan
strata,
satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.
Pemilihan
dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random
sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan
lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh
: Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat
sangat luas, dipilihlah
kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap
kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu
dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing
kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
4) Systematic
Sampling atau Sampel Sistematis :
Merupakan
teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan
tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih
unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang “keberapa”.
Contoh
: Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel.
Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada
ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000
rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di
antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
5) Area Sampling
atau Sampel Wilayah :
Merupakan
teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada
situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contoh
: Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat
penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan
sampel dengan area sampling sangat tepat.
2.Teknik
Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:
Teknik
sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak
acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk
bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling
tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga tidak diketahui unsure peluang
sesuatu unit sampling terpilih kedalam sampling. Unsur populasi yang
terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor
lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak
boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena
dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.
B.Macam-macam
Sampling NonProbabilitas :
1) Convenience
Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan
teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena
itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling –
tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street)
Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan,
yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel
ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
Contoh
: misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah
Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia
jumpai bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta
Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau
walikota Jakarta Selatan.
2)Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:
Merupakan
teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan
lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang
lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau
ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Contoh
: Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap
lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan
kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada
wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah
jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa
mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan
pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang
eksklusif (tertutup)
3) Purposive Sampling / Judgment
Sampling :
Merupakan
teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai
dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan
peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang
diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi
dua yaitu judgment sampling san quota sampling:
·
Judgment sampling
ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann
penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan
sampel penelitiannya.
Contoh
: misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu
proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi
merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment
sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena
mereka mempunyai “information rich”.
Dalam
program pengembangan produk (product development), biasanya yang
dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan
sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan
terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
·
Quota sampling ialah teknik
pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara proposional, namun
tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh : Misalnya, di
sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika
seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin
tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang
sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
4)
Haphazard Sampling : merupakan teknik sampling
dimna Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya,
tanpa
perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh:Misalnya
ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi
dosen di sebuah
Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari
universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan.
Daftar Rujukan
ar